Wednesday, May 20, 2009

Mikawa Machi

Mikawa machi (三加和町) adalah sebuah kota yang terletak di Tamana Gun / 玉名郡 (setingkat kabupaten), Kumamoto Ken / 熊本県 (setingkat propinsi), Pulau Kyushu, Jepang. Pada tanggal 1 Maret 2006, kota ini bergabung dengan Kikusui Machi membentuk sebuah kota baru yang bernama Nagomi Machi dan tidak ada lagi sebagai sebuah kota.
Pada tahun 2003, kota ini diperkirakan memiliki populasi dari 5.533 dan densitas dari 91,48 orang per km ². Total wilayahnya adalah 60,48 km ².
Sedangkan untuk Nagomi Machi , kota ini memiliki perkiraan populasi dari 12.000 dan densitas dari sekitar 120 orang per km ². Total wilayah 98,75 km ².
Untuk kesempatan ini, yang akan kami bicarakan secara khusus adalah daerah Mikawa Machi lama, dan daerah Nagomi secara umum.
Pada tahun 2001, Mikawa Machi memiliki 3 buah sekolah dasar, dan 1 buah sekolah menengah pertama. Adapun yang akan banyak kami ceriterakan disini adalah daerah Itakusu.
Itakusu merupakan daerah pusat pemerintahan di Mikawa Machi, didaerah ini terdapat yakuba (kantor pemerintahan), kantor pos, Sekolah Dasar Midori dan sekolah menengah pertama. Berupa sebuah daerah lembah yang datar diantara bukit-bukit yang mengelilingi Mikawa Machi. Dibelah oleh sebuah sungai kecil yang dipergunakan untuk pengairan lahan pertanian disekitarnya.
Bukitnya berupa hutan pinus dan bambu. Pada saat-saat tertentu, berburu rebung bambu (たけのこ) merupakan suatu keasyikan tersendiri
Kota ini mempunyai beberapa perayaan perta rakyat (MATSURI) yang dihubungkan dengan musim dan sejarah kota. Yang paling berkesan adalah perayaan FURUSATO MATSURI, yang berkisah tentang peristiwa penyerangan Toyotomi Hideyosi ke daerah WANI (nama tempat di Mikawa) yang akhirnya dimenangkan oleh Hideyoshi.
Perayaan MATSURI lainnya biasanya menyambut musim panas (NATSU MATSURI), ulang tahun kota (berupa perlombaan antar wilayah dan lainnya.
Yang amat mengesankan adalah keramahan penduduknya, yang mengingatkan pada keramahan penduduk Inonesia di daerah pedesaan. Sopan santunnya, tata pergaulannya dan semua sendi kehidupannya sehari-hari.
Semoga keramahan itu tidak berubah oleh waktu.

0 comments:

Post a Comment